Sebagian
besar ekonom mengatakan, bahwa dasawarsa kedua abad ke-21 merupakan
masa keemasan bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Penyebabnya adalah
stabilnya kondisi politik nasional, pertumbuhan regional yang cukup
pesat, dan melemahnya dua kekuatan ekonomi global : Amerika Utara dan
Eropa. Disamping itu naiknya tingkat pendidikan masyarakat dan
pembangunan infrastruktur yang massif, juga menjadi alasan mengapa
pertumbuhan ekonomi Indonesia dewasa ini bisa berlari kencang.
Dalam
sebuah artikel di harian Seputar Indonesia, Cyrillus Harinowo seorang
pengamat ekonomi berpendapat, bahwa saat ini Indonesia sedang menuju
ekonomi USD 1 triliun. Menurutnya angka itu adalah suatu turning point
bagi percepatan ekonomi suatu negara. Ia memperkirakan jika Produk
Domestik Bruto (PDB) Indonesia telah melampaui USD 1 triliun, maka untuk
melipatgandakannya hanya butuh waktu tak lebih dari 10 tahun. Dan di
tahun 2013 mendatang, jika kurs rupiah stabil dan pertumbuhan ekonomi
tetap berkisar antara 6% – 6,5%, maka angka USD 1 triliun akan dapat
terealisasi
Berdasarkan
data IMF yang dirilis pada tahun 2011 lalu, tercatat bahwa PDB
Indonesia sebesar USD 845,68 miliar (1,21% dari PDB global). Berada di
urutan ke-16, antara Korea Selatan (15) dan Belanda. Angka ini jauh di
bawah ekonomi Amerika Serikat (21,66% dari PDB global), China (10,48%),
dan Jepang (8,43%). Namun begitu, posisi Indonesia lebih baik dari
negara-negara industri seperti Turki, Swedia, dan Taiwan. Dari segi
pendapatan per kapita, pencapaian Indonesia-pun cukup menggembirakan.
Pada tahun 2011, rakyat Indonesia telah memiliki pendapatan sebesar USD
3.509. Naik empat setengah kali lipat dibandingkan dengan 10 tahun
sebelumnya. Lonjakan tersebut juga berakibat pada tumbuhnya jumlah kelas
menengah dan orang-orang kaya di Indonesia. Bank Dunia menyebutkan,
kini ada sekitar 134 juta jiwa (56%) rakyat Indonesia yang membelanjakan
uangnya antara USD 2 – USD 20 per harinya. Padahal tujuh tahun lalu,
hanya 37% rakyat Indonesia yang dapat dikategorikan sebagai kelompok
kelas menengah. Itulah alasan mengapa saat ini tiket konser musik selalu
ludes terjual, ribuan orang antre untuk mendapatkan gadget baru, dan restoran-restoran sering kewalahan menerima para pengunjung.
Yang
lebih fantastis lagi adalah kenaikan jumlah orang kaya di Indonesia.
Credit Suisse Research Institute mencatat bahwa ada sekitar 112.000
orang kaya di Indonesia yang memiliki aset minimal USD 1 juta. Angka ini
akan melonjak dua kali lipat dalam waktu empat tahun mendatang. Laporan
itu juga menyebutkan bahwa jumlah tersebut jauh di atas negara-negara
maju seperti Rusia (95 ribu orang), Hongkong (89 ribu orang), dan Arab
Saudi (44 ribu orang). Selain itu, majalah Forbes juga menempatkan 14
pengusaha asal Indonesia ke dalam daftar 1.000 orang terkaya dunia versi
mereka. Naik hampir tiga kali lipat, dari hanya lima orang di tahun
2009 lalu.
Mengacu
pada data yang dikeluarkan Goldman Sachs dan HSBC, maka di tahun 2035
mendatang diperkirakan Indonesia akan menjadi salah satu dari enam
kekuatan ekonomi global. Dan pada tahun 2050, akan masuk ke dalam
jajaran big four ekonomi dunia, bersama China, Amerika Serikat,
dan India. Banyak ekonom optimis, bahwa di tahun itu pendapatan per
kapita bangsa Indonesia akan setara dengan Malaysia. Malah beberapa
daerah seperti Kalimantan Timur, Jakarta, dan Riau, akan menyamai income
Brunei Darussalam. Pada masa tersebut, sektor jasa dan industri
merupakan komponen utama perekonomian Indonesia. Dan wilayah-wilayah di
Pulau Sumatera dan Kalimantan, akan menjadi penyumbang terbesar kekayaan
Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar