BEIJING - Tim paleontolog dari Chinese Academy of
Sciences, China, meneliti batu sedimen yang mengandung fosil hewan
purba. Ditemukan di China 10 tahun lalu, kabarnya fosil tersebut
mengungkap temuan fosil primata tertua.
Dilansir Montereyherald, Jumat (21/6/2013), peneliti mengatakan bahwa mereka menemukan fosil primata yang memakan serangga di China berusia 55 juta tahun lalu. Hewan purba tersebut bisa menjadi 'sepupu' lama dari primata pertama yang muncul di Asia dan hidup di puncak hutan tropis.
Tim paleontolog berhati-hati ketika mengupas lapisan batuan sedimen yang mengandung fosil. Para peneliti menggunakan teknik sinar-X canggih di European Synchrotron Radiation Facility, Grenoble, Prancis.
Tomografi sinkrotron sinar-X memungkinkan peneliti untuk mengetahui fosil dalam bentuk tiga dimensi. Mereka membandingkan sekira 1.000 karakteristik dari 157 spesies primata untuk menempatkan hewan tersebut pada diagram pohon evolusi.
Fosil tersebut merupakan Archicebus achilles, yang muncul setelah primata yang menyerupai lemur hingga kera. Peneliti percaya Archicebus achilles ini juga pada akhirnya merupakan nenek moyang dari primata, termasuk manusia.
Meskipun demikian, peneliti meyakini bahwa fosil tersebut merupakan nenek moyang Tarsier modern yang tinggal di Asia. "Kami cukup yakin tentang kedudukan fosil tersebut (merupakan nenek moyang Tariser modern)," kata ahli paleontologi Xijun Ni dari Chinese Academy of Sciences.
Ia mengatakan, fosil tersebut merupakan fosil primata yang lengkap. "Tidak ada lagi yang diketahui dari catatan fosil primata yang menyerupai fosil ini," tutur Christopher Beard dari Carnegie Museum of Natural History.
Archicebus achilles memiliki ukuran sebesar tikus kerdil modern dengan gigi taring yang besar dan tajam. Bentuk mata hewan purba tersebut menunjukkan bahwa hewan tersebut aktif di siang hari. Sementara bagian kaki, diyakini bahwa hewan ini memiliki bentuk kaki yang cocok melompat dan mencengkeram.
(fmh)
Dilansir Montereyherald, Jumat (21/6/2013), peneliti mengatakan bahwa mereka menemukan fosil primata yang memakan serangga di China berusia 55 juta tahun lalu. Hewan purba tersebut bisa menjadi 'sepupu' lama dari primata pertama yang muncul di Asia dan hidup di puncak hutan tropis.
Tim paleontolog berhati-hati ketika mengupas lapisan batuan sedimen yang mengandung fosil. Para peneliti menggunakan teknik sinar-X canggih di European Synchrotron Radiation Facility, Grenoble, Prancis.
Tomografi sinkrotron sinar-X memungkinkan peneliti untuk mengetahui fosil dalam bentuk tiga dimensi. Mereka membandingkan sekira 1.000 karakteristik dari 157 spesies primata untuk menempatkan hewan tersebut pada diagram pohon evolusi.
Fosil tersebut merupakan Archicebus achilles, yang muncul setelah primata yang menyerupai lemur hingga kera. Peneliti percaya Archicebus achilles ini juga pada akhirnya merupakan nenek moyang dari primata, termasuk manusia.
Meskipun demikian, peneliti meyakini bahwa fosil tersebut merupakan nenek moyang Tarsier modern yang tinggal di Asia. "Kami cukup yakin tentang kedudukan fosil tersebut (merupakan nenek moyang Tariser modern)," kata ahli paleontologi Xijun Ni dari Chinese Academy of Sciences.
Ia mengatakan, fosil tersebut merupakan fosil primata yang lengkap. "Tidak ada lagi yang diketahui dari catatan fosil primata yang menyerupai fosil ini," tutur Christopher Beard dari Carnegie Museum of Natural History.
Archicebus achilles memiliki ukuran sebesar tikus kerdil modern dengan gigi taring yang besar dan tajam. Bentuk mata hewan purba tersebut menunjukkan bahwa hewan tersebut aktif di siang hari. Sementara bagian kaki, diyakini bahwa hewan ini memiliki bentuk kaki yang cocok melompat dan mencengkeram.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar